koran kompas

koran kompas
Language Fair di Sekolah Alam Indonesia
Senin, 15 Maret 2010 | 12:12 WIB










JAKARTA, KOMPAS.com - Memadukan teori ilmu pengetahuan dan aplikasinya dalam pembelajaran bahasa ternyata memberikan pengalaman tersendiri yang menyenangkan anak didik.

"Memadukan teori ilmu pengetahuan dan aplikasinya menjadi satu kesatuan yang indah, apalagi dilakukannya dengan menggunakan pembelajaran bahasa, ketiganya menjadi irama yang harmonis," tutur Ketua Panitia Language Fair 2010 Khaira Fitmi di Sekolah Alam Indonesia (SAI), Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (13/3/2010).

Fitmi mengatakan, di sekolah alam SAI ini kegiatan Language Fair menjadi kegiatan yang menarik dan menyenangkan, karena selain siswa memang telah dibiasakan berbahasa Inggris dan Arab, siswa juga tertarik mengembangkan kemampuan bahasanya tanpa rasa tekanan, sebab semua dilakukan sambil bermain.

"Kami mengajarkan bahasa di sini tidak bertujuan pada nilai dan angka-angka, tetapi bagaimana anak-anak berani dan terbiasa berbahasa dalam mengenyam dan mempraktikkan ilmu pengetahuannya," kata Fitmi.

Dalam kegiatan tersebut terlihat semua siswa dari Play Group sampai Kelas Besar (SD dan SMP) mengikuti kegiatan dengan antusias. Untuk permainan seperti alphabet "games" dan "vocabulary" diikuti seluruh siswa Pre School, sedangkan "sing a song" dalam Bahasa Inggris dan Arab diikuti siswa tingkat SD.

Sementara itu, para siswa SMP berlomba-lomba mengikuti kegiatan "speech contest"dan "debate". "Kegiatan ini kami sesuaikan dengan metode pengajaran kami di sekolah alam, yaitu belajar sambil bermain dengan tujuan meningkatkan daya tangkap siswa berdasarkan kemandiriannya menyerap pelajaran," tambahnya.
Gerak Parabola




Gerak parabola sebagai gerak dalam dua dimensi.Gerak parabola dikenal juga sebagai gerak proyektil. Proyektil adalah sembarang benda yang diberi kecepatan awal tertentu lalu bergerak mengikuti lintasan yang disebabkan oleh percepatan gravitasi ( arahnya menuju ke pusat awal ) . Lintasan yang dilalui oleh Proyektil diebut Trayektori .
Untuk menganalisis gerakan ini kita mulai dengan model yang sangat ideal,yaitu proyektil sebagai partikel tunggal yang bergerak dengan percepatan grafitasi yang besarnya tetap.Mula-mula perhatikan bahwa gerak peluru selalu terjadi pada bidang vertikal dengan kecepatan awal mempunyai arah tertentu.Kecepatan awal membentuk sudut ΓΈ0 dengan bidang horizontal dan sudut ini dikenal sebagai sudut elevasi .
Pada gerak proyektil,gerakan vertikal dan horizontal adalah saling bebas.Gerakan horizontal mempunyai kecepatan konstan yang bernilai sama dengan komponen horizontal kecepatan awal:
Vx=Vox=Vo cos
X=Vo cos .t
X=Voxt

Gerakan vertikal sama dengan gerakan satu dimensi dengan percepatan konstan akibat gravitasi (g)dan berarah ke bawah:
Vy=Voy – gt
=Voy – gt

1.Gerak setengah parabola

Benda yang bergerak jatuh dari suatu ketinggian tertentu pada arah mendatar.Mempunyai 2 macam gerak:
* komponen gerak pada sumbu x (GLB):
Sx=X=Vx.t
Vx=Vo
*Komponen gerak pada sumbu y (GLB/GLBB):
Voy=0
h= ½gt2
Vy=√2gh

2.Gerak Parabola atau Gerak Peluru

Benda dilempar membentuk sudut tertentu pada arah mendatar mempunyai lintaan dan kecepatan yang dapat diuraikan pada sumbu X dan umbu Y







Komponen gerak pada sumbu X
VX = Vo cos o
X = Vo cos o . t
Komponen gerak pada sumbu Y
Vy = vo sin o
Vy = vo in o-gt
Ht = vo sin 0.t-½gt2






















Gerak Melingkar



Gerak Melingkar adalah gerak suatu benda yang membentuk lintasan berupa lingkaran mengelilingi suatu titik tetap. Agar suatu benda dapat bergerak melingkar ia membutuhkan adanya gaya yang selalu membelokkan-nya menuju pusat lintasan lingkaran. Gaya ini dinamakan gaya sentripetal. Suatu gerak melingkar beraturan dapat dikatakan sebagai suatu gerak dipercepat beraturan, mengingat perlu adanya suatu percepatan yang besarnya tetap dengan arah yang berubah, yang selalu mengubah arah gerak benda agar menempuh lintasan berbentuk lingkaran

Besaran gerak melingkar
Besaran-besaran yang mendeskripsikan suatu gerak melingkar adalah , dan atau berturur-turut berarti sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut. Besaran-besaran ini bila dianalogikan dengan gerak linier setara dengan posisi, kecepatan dan percepatan atau dilambangkan berturut-turut dengan , dan .
Besaran gerak lurus dan melingkar
Gerak lurus
Gerak melingkar
Besaran
Satuan (SI)
Besaran
Satuan (SI)
poisisi
m
sudut
rad
kecepatan
m/s
kecepatan sudut
rad/s
percepatan
m/s2
percepatan sudut
rad/s2
-
-
perioda
s
-
-
radius
m
Turunan dan integral
Seperti halnya kembarannya dalam gerak linier, besaran-besaran gerak melingkar pun memiliki hubungan satu sama lain melalui proses integrasi dan diferensiasi.





Hubungan antar besaran sudut dan tangensial
Antara besaran gerak linier dan melingkar terdapat suatu hubungan melalui khusus untuk komponen tangensial, yaitu

Jenis gerak melingkar
Gerak melingkar dapat dibedakan menjadi dua jenis, atas keseragaman kecepatan sudutnya , yaitu:
gerak melingkar beraturan, dan
gerak melingkar berubah beraturan.
Gerak melingkar beraturan
Gerak Melingkar Beraturan (GMB) adalah gerak melingkar dengan besar kecepatan sudut tetap. Besar Kecepatan sudut diperolah dengan membagi kecepatan tangensial dengan jari-jari lintasan

Arah kecepatan linier dalam GMB selalu menyinggung lintasan, yang berarti arahnya sama dengan arah kecepatan tangensial . Tetapnya nilai kecepatan akibat konsekuensi dar tetapnya nilai . Selain itu terdapat pula percepatan radial yang besarnya tetap dengan arah yang berubah. Percepatan ini disebut sebagai percepatan sentripetal, di mana arahnya selalu menunjuk ke pusat lingkaran.

Bila adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu putaran penuh dalam lintasan lingkaran , maka dapat pula dituliskan

Kinematika gerak melingkar beraturan adalah

dengan adalah sudut yang dilalui pada suatu saat , adalah sudut mula-mula dan adalah kecepatan sudut (yang tetap nilainya).
Gerak melingkar berubah beraturan
Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB) adalah gerak melingkar dengan percepatan sudut tetap. Dalam gerak ini terdapat percepatan tangensial (yang dalam hal ini sama dengan percepatan linier) yang menyinggung lintasan lingkaran (berhimpit dengan arah kecepatan tangensial ).

Kinematika GMBB adalah



dengan adalah percepatan sudut yang bernilai tetap dan adalah kecepatan sudut mula-mula.


Kecepatan tangensial dan kecepatan sudut
Kecepatan linier total dapat diperoleh melalui

dan karena batasan implementasi persamaan parametrik pada gerak melingkar, maka

dengan


diperoleh


sehingga




Percepatan tangensial dan kecepatan sudut
Dengan cara yang sama dengan sebelumnya, percepatan linier total dapat diperoleh melalui

dan karena batasan implementasi persamaan parametrik pada gerak melingkar, maka

dengan


diperoleh


sehingga





Kecepatan sudut
Dengan menggunakan aturan rantai dalam melakukan diferensiasi posisi dari persamaan parametrik terhadap waktu diperoleh


dengan

Dapat dibuktikan bahwa

sama dengan kasus pada GMB.
Percepatan total
Diferensiasi lebih lanjut terhadap waktu pada kecepatan linier memberikan


yang dapat disederhanakan menjadi


Selanjutnya

yang umumnya dituliskan [3]

dengan

yang merupakan percepatan sudut, dan

yang merupakan percepatan sentripetal. Suku sentripetal ini muncul karena benda harus dibelokkan atau kecepatannya harus diubah sehingga bergerak mengikuti lintasan lingkaran.

Gerak berubah beraturan
Gerak melingkar dapat dipandang sebagai gerak berubah beraturan. Bedakan dengan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Konsep kecepatan yang berubah kadang hanya dipahami dalam perubahan besarnya, dalam gerak melingkar beraturan (GMB) besarnya kecepatan adalah tetap, akan tetapi arahnya yang berubah dengan beraturan, bandingkan dengan GLBB yang arahnya tetap akan tetapi besarnya kecepatan yang berubah beraturan.
Gerak berubah beraturan
Kecepatan
GLBB
GMB
Besar
berubah
tetap
Arah
tetap
berubah

profesi pendidikan RESUME 2

RESUME 2
MATA KULIAH PROFESI PENDIDIKAN

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH


Sebuah Penerapan Management Yang Melihat Keadaan Seolah Itu.

LATAR BELAKANG

Program peningkatan mutu pendidikan telah dilaksanakan selama enam pelita dengan investasi cukup besar namun mtu pendidikan masih rendah
4. Sekolah lebih tahu kelebihan, kelemahan dan kebutuhan dirinya
Pengamatan terhadap sekolah bermutu dan sekolah yang turun mutunya
Pembinaan pendidikan selama ini masih bersifat input oriented
Regulasi birokrasi terhada penyelenggaraan pendidikn terlalu dekat
Partipasi masyarakat belum optimal
Hasil studi tentang “effective schools”


DAMPAK KEBIJAKAN MANAJEMEN SENTRALISTIK

Sikap dan Perilaku Pada Sekolah :

1. Hanya mengikuti peraturan tunggu petunjuk,PASIF
2. Inisiatif dn kreatif kurang berkembang
3. Tanggung jawab kurang
4. Bersikap birokrasi (menuruti praktek dari atasan)
5. Bekerja mekanistis dan repetitive
6. Semangad bekerja kurang (kurang motivasi karena kurang suasana kompetitif)
7. Aspirasi kurang direspon oleh sekolah (ide pembaharuan, budaya, spiritual, social, ekonomi)


KAREKTERISTIK

Kemandirian
Pendayagunaan sumber
Pembedayaan masyarakat
Transparansi (sportif)
Akuntabilitas (bertanggung jawab)



ESENSI UMUM MSBS

Ada framework nasional
Ada national lines (garis besar pedoman secara nasional)
Perbedaan pengolahan sekolah negeri dan swasta tidak terlalu besar
MBS, tidak dengan sendirinya meningkatkan mutu pendidikan kalu hanya ditaksirkan secara harfiah, sebagai evolusi kewenangan dari pusat ke sekolah serta tidak disertai dengan kesadara akan mutu pendidikan, sehingga diperlikan manajeman mutu pada tingkat sekolah dengan starategi effective schools



CIRI SEKOLAH EFEKTIF

Lingkungan tertib dan aman
Visi dan misi serta target jelas
Kepemimpinan yang kuat
Pengembangan staf
Tingkat harapan yang tinggi
Evaluasi untuk perbaikan
Partisipasi orang tua dan masyarakat
Ada yang komitmen unruk bersama-sama meningkatkan mutu
Cirri-ciri ini hanya mungkin segera dilakukan secara optimal melalui SBM.



TUJUAN MPMBS

Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
Mengoptimalkan sumber daya sekolah dan mensinergikan program peningkatan mutu pendidikan di level sekolah
Meningkatkan motivasi dan kepuasaan kerja kepala sekolah dan guru sebagai profesional bersama orang tua bertanggung jawab atas mtu sekolahnya
Meningkatkan tanggunga jawab sekolah terhadap stekeholders pendidikan
Memacu semangat ( motivasi ) kompetitif yang sehat antara sekolah



LANGKAH MPMBS

EVALUASI DIRI (SELF-ASSESMENT)
PERUMUSAN VISI, MISI DAN TARGET
PERENCANAAN PROGRAM KEGIATAN
PERENCANAAN PROGRAM KEGIATAN
PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM
PENETAPAN TARGET MUTU BARU


KONTROL PELAKSANAAN

TRANSPARANSI MANAJEMEN SEKOLAH
AKUNTABILITAS
BENCHMARKING
(EVALUASI INTERNAL/EKSTERNAL)

profesi pendidikan RESUME 2

RESUME 2
MATA KULIAH PROFESI PENDIDIKAN
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH


Sebuah Penerapan Management Yang Melihat Keadaan Seolah Itu.
LATAR BELAKANG

Program peningkatan mutu pendidikan telah dilaksanakan selama enam pelita dengan investasi cukup besar namun mtu pendidikan masih rendah
Sekolah lebih tahu kelebihan, kelemahan dan kebutuhan dirinya
Pengamatan terhadap sekolah bermutu dan sekolah yang turun mutunya
Pembinaan pendidikan selama ini masih bersifat input oriented
Regulasi birokrasi terhada penyelenggaraan pendidikn terlalu dekat
Partipasi masyarakat belum optimal
Hasil studi tentang “effective schools”

DAMPAK KEBIJAKAN MANAJEMEN SENTRALISTIK


Sikap dan Perilaku Pada Sekolah :
Hanya mengikuti peraturan tunggu petunjuk,PASIF
Inisiatif dn kreatif kurang berkembang
Tanggung jawab kurang
Bersikap birokrasi (menuruti praktek dari atasan)
Bekerja mekanistis dan repetitive
Semangad bekerja kurang (kurang motivasi karena kurang suasana kompetitif)
Aspirasi kurang direspon oleh sekolah (ide pembaharuan, budaya, spiritual, social, ekonomi)


KAREKTERISTIK


Kemandirian
Pendayagunaan sumber
Pembedayaan masyarakat
Transparansi (sportif)
Akuntabilitas (bertanggung jawab)


ESENSI UMUM MSBS


Ada framework nasional
Ada national lines (garis besar pedoman secara nasional)
Perbedaan pengolahan sekolah negeri dan swasta tidak terlalu besar
MBS, tidak dengan sendirinya meningkatkan mutu pendidikan kalu hanya ditaksirkan secara harfiah, sebagai evolusi kewenangan dari pusat ke sekolah serta tidak disertai dengan kesadara akan mutu pendidikan, sehingga diperlikan manajeman mutu pada tingkat sekolah dengan starategi effective schools


CIRI SEKOLAH EFEKTIF


Lingkungan tertib dan aman
Visi dan misi serta target jelas
Kepemimpinan yang kuat
Pengembangan staf
Tingkat harapan yang tinggi
Evaluasi untuk perbaikan
Partisipasi orang tua dan masyarakat
Ada yang komitmen unruk bersama-sama meningkatkan mutu
Cirri-ciri ini hanya mungkin segera dilakukan secara optimal melalui SBM.



TUJUAN MPMBS


Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
Mengoptimalkan sumber daya sekolah dan mensinergikan program peningkatan mutu pendidikan di level sekolah
Meningkatkan motivasi dan kepuasaan kerja kepala sekolah dan guru sebagai profesional bersama orang tua bertanggung jawab atas mtu sekolahnya
Meningkatkan tanggunga jawab sekolah terhadap stekeholders pendidikan
Memacu semangat ( motivasi ) kompetitif yang sehat antara sekolah


LANGKAH MPMBS
EVALUASI DIRI (SELF-ASSESMENT)

PERUMUSAN VISI, MISI DAN TARGET
PERENCANAAN PROGRAM KEGIATAN
PERENCANAAN PROGRAM KEGIATAN
PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM
PENETAPAN TARGET MUTU BARU


KONTROL PELAKSANAAN


TRANSPARANSI MANAJEMEN SEKOLAH
AKUNTABILITAS
BENCHMARKING
(EVALUASI INTERNAL/EKSTERNAL)

RESUME 1 PROFESI PENDIDIKAN

RESUME 1
Mata Kuliah Profesi Pendidikan
PARADIGMA BARU MANAJEMEN PENDIDIKAN

Trend masa kini ke masa depan
1.Kompetititf
Minoritas yang jadi pemenang.
Usaha
Kemauan
Upaya
Kemampuan
Belajar
Mengikuti aturan
2.Transparan
Tidak boleh sembunyi-sembunyi
Fair
Sportif
3.Spesialis
4.Profesional
Manfaatkan yang kita miliki untuk lakukan yang terbaik,mempunyai ilmu, kode etik dan aturan.
5.Dinamis
Inventing (breaking rules)
Experimenting (making mistakes)
Growing (taking risks)
6.Adaptif
Kemampuan menyesuaikan diri.




Tuntutan terhadap “ KOMPETENSI SDM “
Pengetahuan / wawasan global
Konseptual yang integritas dan aplikatif
Orientasi pada solusi, inovasi dan kreatifitas
Nilai-nilai universal ( lintas budaya )
Keterampilan Global
Komunikasi multi budaya
Pemanfaatan tekhnologi informasi
Pengembangan intektual+emotional+adversity skill

Menurut golman tipe manusia dibagi 3 yaitu :
Quitker
Camper
Climber
Sikap atau Perilaku
Dinamis/flexible
Inisiatif/proaktif
Inovatif/kreatif
Mandiri/survive